Welcome Guest. Sign in or Signup

0 Answers

Bill Gates, Pemilik Kekayaan Rp1,875 Triliun Meski Tak Punya Gelar Pendidikan

Asked by: 2 views Uncategorized

Bill Gates, Pemilik Kekayaan Rp1,875 Triliun Meski Tak Punya Gelar Pendidikan

Pendiri perusahaan Microsoft Bill Gates dikenal sebagai miliarder dari bidang teknologi. Namun untuk menyandang gelar itu, ia dilaporkan tidak memiliki gelar pendidikan sama sekali.

Tidak hanya Gates, beberapa miliarder dunia juga tidak lulus kuliah karena fokus mengembangkan bisnis, salah satunya seperti CEO Facebook Mark Zuckerberg.

Selain itu ada pula pendiri Uber, Travis Kalanick yang meraup keuntungan hingga menyandang sebagai miliarder, tetapi ia dinyatakan keluar dari berbagai sekolah seperti Harvard, UCLA hingga The City College of New York.

Berdasarkan catatan Forbes pada tahun 2018, sebanyak 400 orang terkaya di Amerika adalah orang yang putus sekolah salah satunya yakni Bill Gates.

Dikutip Insider, pada tahun 2010, The Harvard Crimson menyebut Gates sebagai ‘orang putus sekolah yang paling sukses dari Harvard’. Ia meninggalkan sekolah Ivy League pada tahun keduanya pada 1975.

Menurut laporan Forbes, pria berusia 63 tahu itu memiliki total kekayaan sebesar US$129,9 miliar atau Rp1,875 triliun.

Meski begitu Gates bukan lantas meninggalkan sekolahnya saja. Ia dianggap pintar karena ia mempelajari berbagai hal sendiri dengan akselerasi yang dinilai lebih cepat daripada yang ditawarkan di bangku sekolah.

Ada banyak buku, kursus, dan praktik yang dapat dilakukan seseorang tanpa sekolah, tetapi membutuhkan kedisiplinan dan minat tinggi yang jarang dimiliki oleh banyak orang.

Dikutip Inc, Gates yang putus sekolah, namun memiliki ide-ide besar dan motivasi untuk mewujudkan impiannya.

Perjalanan karier Bill Gates sebagai pendiri Microsoft ini menjadi inspirasi banyak orang. Meski putus sekolah namun ia sangat fokus pada bidang minat yang dimilikinya. Pada akhirnya ia mendirikan perusahaan Microsoft pada 1975 dan terus berperan di dunia digital.

Anda yang masih bingung memilih masuk program studi Sarjana Terapan (D4) ataupun Sarjana (S1), perlu mengenali keduanya dengan baik terlebih dahulu.

Direktur Jenderal Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Wikan Sakarinto memberikan penjelasan mengenai D4 dan S1 melalui kanal Youtube Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi.

“Persamaannya sama pada Kerangka Kerja Nasional Indonesia (KKNI) level 6 dan sama-sama program sarjana. Selain itu sama-sama memiliki 8 semester dan mendapatkan ijazah sarjana,” ujar Wikan melalui kanal tersebut, Selasa (19/10/2021).

Perbedaannya terletak pada jalur pendidikan, jika Sarjana terdapat pada jalur pendidikan akademik sedangkan Sarjana Terapan di jalur pendidikan vokasi. Jika Sarjana memiliki gelar S maka Sarjana Terapan memiliki gelar S.Tr.

Contohnya pada gelar Sarjana Teknik, jika Sarjana S.T sedangkan Sarjana Terapan S.Tr.T. Namun, menurut Wikan, D4 dan S1 sama-sama baik untuk dipilih.

“Dua-duanya sama-sama baik, keren, dan menawarkan prospek kerja. Sarjana terapan lulusannya lebih banyak diserap dunia kerja dibanding sarjana S1, karena lebih banyak dibutuhkan tenaga kerja yang doing dan action,” kata mantan Dekan Vokasi UGM tersebut.

“Lebih baik memilih D4 atau S1, itu semua tergantung passion, goal dan visi masing-masing siswanya,” ujar Wikan.

Sarjana Terapan memiliki bobot kurikulum sebanyak 40% teori dan 60% praktek. Contohnya yaitu terdapat mata kuliah teknologi pengelasan logam untuk prodi D4, teori 40%, kemudian kuliah praktek 1-2 minggu full dengan sistem blok dari pukul 7 pagi hingga 4 sore.

“Mahasiswa D4 belajar dan praktek teknik kunjungi pengelasan di workshop dengan pola project based learning. Selain memiliki ijazah juga memiliki sertifikasi kompetensi diakui oleh industri dan dunia kerja,” kata Wikan.

Wikan menerangkan jika Sarjana Terapan tidak hanya menciptakan tukang atau teknisi melainkan supervisor manager lapangan, line production, dan product designer.

Ia berharap lulusan Sarjana Terapan juga dapat menjadi lulusan-lulusan wirausaha-wirausaha hebat yang berani memulai bisnis dengan menerapkan teknologi terapan.

“Targetnya adalah upgrade prodi D3 yang jumlahnya ratusan hingga ribuan ditingkatkan menjadi prodi D4. Semuanya menerapkan kebijakan link and match 8i,” kata Wikan.

Answer Question